Jumat, 06 April 2012

Penilaian Status Gizi


PENILAIAN STATUS GIZI

A.      Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

A.1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam kehidupan manusia dimulai sejak janin dalam kandungan berlanjut pada  masa bayi, kanak-kanak dan pada masa remaja kemudian berakhir pada masa dewasa.  Pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan mengikuti perjalanan waktu. Selama pertumbuhan terjadi perubahan ukuran fisik. Ukuran fisik tidak lain adalah ukuran tubuh manusia baik dari segi dimensi, proporsi maupun komposisinya. Ukuran fisik manusia dapat diukur.  llmu yang mempelajari ukuran fisik pada bagian tubuh tertentu  dikenal dengan sebutan antropometri.
            Pertumbuhan didefinisikan sebagai perkembangan yang progresif mahluk hidup sejak dari awal sampai menuju kematangan. Pertumbuhan melibatkan suatu seri perubahan anatomi dan fisiologi. Sel tubuh termasuk sel otak akan mengalami penambahan jumlah (multiplikasi), dan bertambah ukuran (Hurlock, 1978).
            Pertumbuhan mahluk hidup selalu mengikuti suatu kurva berbentuk S yang bila digambarkan dalam satuan waktu terbagi menjadi 3 fase yaitu fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan eksponensial dan fase stasioner ( Hurley, 1978). Fase pertumbuhan lambat terjadi pada awal pertumbuhan merupakan hasil sintesis ensimatik awal. Pertumbuhan eksponensial terjadi perbanyakan sel dan pertumbuhan stasioner akibat terbatasnya intake zat gizi.
            Pola atau hukum pertumbuhan  yang dianut luas  ada  dua, yaitu hukum pertumbuhan  Cephalocaudal dan proximodistal  (Santrock and SR Yussen, 1988). Cephalocaudal  yaitu pertumbuhan dimulai dari kepala menuju kearah kaki  sedangkan proximodistal  yaitu pertumbuhan berpusat di proximal mengarah ke tepi atau distal .
            Pertumbuhan semua bagian tubuh dalam kecepatan yang berbeda-beda namun kesemuanya dalam kurva huruf –S dan berhenti tumbuh dalam waktu yang berbeda-beda pula tergantung kematangan yang dicapai. Selain itu pertumbuhan juga merupakan keterpaduan suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh lainnya untuk mencapai tubuh yang optimal.
            Pola  pertumbuhan dibatasi oleh dua hal yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan seperti intake zat gizi, infeksi penyakit, sanitasi lingkungan, pelayanan kesehatan dll). Pengukuran pertumbuhan secara antropometri akan berkait dengan umur yang nantinya akan dipadukan dengan ukuran : berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lemak di bawah kulit dan lingkar lengan atas. Berat badan untuk umur (BB/U) merupakan indikator yang mendasar dan absah untuk penentuan keadaan gizi , terutama gizi kurang. Panjang badan untuk umur (PB/U) untuk mengukur riwayat kekurangan gizi di masa lampau. Berat badan untuk panjang badan (BB/PB) merupakan indikator yang kuat untuk menentukan akibat gizi salah akut dan masa penyembuhannya.
            Pertumbuhan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: kelenjar yang menghasilkan hormon pertumbuhan , penyakit, keturunan, emosi, system syaraf, musim dan iklim, gizi, seluler, social ekonomi. Faktor ras dapat mempengaruhi  densitas tulang. Ras Afrika memiliki densitas tulang yang tinggi, sehingga perbedaan ras memiliki hubungan yang penting pada osteoporosis.

A.2. Pengertian Perkembangan 

Definisi perkembangan menurut Sinclair, D (1973) meliputi parameter psikologi, idea dan pemahaman dan perolehan skill motorik dan sensory.  Hurlock, B (1980) dalam psikologi perkembangan menganggap penting dasar permulaan merupakan sikap kritis karena dasar permulaan merupakan atau mengarah kepada penyesuaian diri pribadi atau sosial bila sudah tua. Banyak para ahli psikologi memandang tahun pra sekolah merupakan tahapan penting atau kritis dimana mulai diletakkan dasar struktural perilaku komplek yang dibentuk dalam kehidupan.
            Perkembangan  juga seperti pertumbuhan mengikuti  suatu pola spesifik dan dapat diramalkan mengikuti hukum arah perkembangan yang disebut hukum cephalocaudal yang  menjelaskan bahwa perkembangan menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki dan hukum proximodistal yang menentapkan bahwa perkembangan menyebar keluar dari titik poros sentral ke anggota tubuh. Perkembangan akan mengikuti pola yang berlaku umum jika kondisi lingkungan mendukung.  Setiap tahapan perkembangan mempunyai perilaku karakteristik.  Perkembangan sangat dibantu rangsangan. Setiap tahapan mempunyai resiko.  Perkembangan terjadi karena kematangan  dan pengalaman dari lingkungan serta  perkembangan dipengaruhi oleh budaya. Namun disadari tahap perkembangan anak berbeda seperti yang dikemukakan oleh beberapa pakar.
            Pola perkembangan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, fisik dan psikis yang menimbulkan perbedaan tampilan dari setiap anak.  Perkembangan mencakup rangsangan yang diberikan  kepada anak  dan umumnya pencapaian perkembangan optimal tergantung rangsangan (stimuli)  dari luar dan umumnya anak mencapai perkembangan tertentu pada umur yang lebih tinggi. Perkembangan mengikuti jalur pertumbuhan dan memiliki pola sesuai dengan umur dan taraf perkembangan. Apabila beberapa taraf perkembangan tidak dicapai oleh anak pada umur batas anak, maka perlu dicurigai bahwa anak-anak mengalami kelambatan perkembangan dan perlu dikonsultasikan kepada ahlinya. Dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipindahkan dan harus  berjalan beriringan. Misalkan perkembangan kepala terjadi sangat cepat khususnya pada tahun pertama umur bayi, karena otak berkembang sangat pesat.  Perkembangan kepandaian bayi terutama tergantung pada berfungsinya otak dan sistem syaraf serta rangsangan yang diterima anak. Waktu dilahirkan bayi hanya dapat melakukan sesuatu terbatas  untuk dirinya, tetapi kemudian secara teratur semakin berkembang sampai mampu mengontrol tubuhnya dan melakukan  pekerjaan khusus. Tingkatan (fase-fase) perkembangan kemampuan anak menurut umur perlu diketahui untuk dapat dipakai sebagai indikator perkembangan kepandaian anak.
Pengembangan SDM dapat dilakukan pada usia dewasa dan remaja namun pengembangan SDM pada usia dini lebih diprioritaskan. Karena pada usia balita merupakan tahapan kritis. Pengembangan usia balita merupakan landasan bagi pengembangan pada usia selanjutnya .  Apabila tahapan usia balita dapat dilalui anak maka semakin mudah anak melalui tahapan berikutnya.

B.       Pengertian status gizi
Menurut Gibson (1990) menyatakan status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya. Klasifikasi status gizi terbagi menjadi tiga, yaitu status gizi buruk, baik dan lebih. Status gizi dikatakan baik bila pola makan kita seimbang, artinya jumlah dan jenis makanan yang kita konsumsi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Konsumsi makanan seseorang berpengaruh terhadap status gizi orang tersebut. Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat – zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara optimal. Namun bila status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat – zat gizi essensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat – zat gizi dalam jumlah yang berlebihan sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan. 
            Metode penilaian status gizi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu penilaian secara langsung dan tidak langsung. Penilaian secara langsung diantaranya adalah antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.  Sedangkan penilaian secara tidak langsung diantaranya adalah survei konsumsi pangan, statistik vital, dan faktor ekologi.








C.       Metode Penilaian Status Gizi secara Langsung

1.        Penilaian antropometri
1.1.Pengertian antropometri:
          Antropometri adalah berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur.  Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit. Secara umum, antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan/konsumsi  protein dan energi.  Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. 


1.2.Keunggulan antropometri:
a.         Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar
b.        Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli
c.         Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat
d.        Tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
e.         Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
f.         Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang dan buruk karena sudah ada ambang batas yang jelas
g.        Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu atau dari satu generasi ke generasi berikutnya
h.        Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan gizi

1.3.Kelemahan antropometri :
a.         Tidak sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat serta tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe
b.        Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri
c.         Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas pengukuran antropometri

2.      Penilaian klinis
2.1.Pengertian penilaian klinis
Penilaian klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat dengan melihat jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat.  Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.  Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik, yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit.

2.2.Kelebihan penilaian klinis:
a.         Relatif murah
b.        Tidak memerlukan tenaga khusus
c.         Sederhana, cepat dan mudah diinterpretasikan
d.        Tidak memerlukan peralatan yang rumit

2.3.Kelemahan penilaian klinis:
a.    Beberapa gelaja klinis tidak mudah dideteksi sehingga perlu tenaga medis
b.    Gejala klinis tidak bersifat spesifik, terutama pada penderita Kekurangan Energi dan Protein (KEP) ringan dan sedang
c.    Adanya gejala klinis yang bersifat multiple
d.   Gejala klinis dapat terjadi pada waktu permulaan kekurangan zat gizi dan dapat juga terjadi pada saat akan sembuh
e.    Adanya variasi dalam gejala klinis yang timbul

3.      Penilaian biokimiawi
3.1. Pengertian penilaian biokimiawi
Pemeriksaan laboratorium (biokimia) dilakukan melalui pemeriksaan spesimen jaringan tubuh (darah, urine, tinja, hati, dan otot) yang diuji secara laboratoris terutama untuk mengetahui kadar hemaglobin, feritin, glukosa, dan kolesterol. Pemeriksaan biokimia bertujuan mengetahui kekurangan gizi spesifik.

3.2.Keunggulan penilaian biokimiawi antara lain :
a.         Dapat mendeteksi defisiensi zat gizi lebih dini
b.        Hasil dari pemeriksaan biokimia lebih objektif, hal ini karena menggunakan peralatan yang selalu ditera dan dilakukan oleh tenaga ahli
c.         Dapat menunjang hasil pemeriksaan metode lain dalam penilaian status gizi

3.3.Kelemahan penilaian biokimiawi antara lain :
a.         Hanya bisa dilakukan setelah timbulnya gangguan metabolisme
b.        Membutuhkan biaya yang mahal
c.         Diperlukan tenaga ahli dalam pemeriksaan
d.        Kurang praktis di lapangan
e.         Pada pemeriksaan tertentu spesimen sulit di dapat
f.         Membutuhkan peralatan dan bahan yang lebih banyak
g.        Belum ada keseragaman dalam memilih reference (nilai normal)
h.        Dalam beberapa hal memerlukan peralatan yang ada di laboratorium pusat

4.      Penilaian biofisik
Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kemampuan fungsi serta perubahan struktur jaringan. Pemeriksaan biofisik bertujuan mengetahui situasi tertentu, misalnya pada orang yang buta senja. Kelemahan dari pemeriksaan biofisik adalah tidak spesifik untuk mengukur kekurangan vitamin A karena faktor lain yang ikut mempengaruhinya, sulit dilakukan dan tidak objektif.


D.      Metode penilaian status gizi secara tidak langsung

1.            Survei konsumsi
Tujuan dilaksanakannya survei konsumsi makanan adalah untuk  mengetahui kebiasaan makan, dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, Rumah tangga, dan perorangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara lebih khusus tujuan pelaksanaan survei konsumsi makanan ini antara lain adalah untuk a) Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan kelompok masyarakat, b) Menentukan status kesehatan dan gizi keluarga dan individu, c) Menentukan pedoman kecukupan makanan dan program pengadaan makanan, d) Sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizi, e) Sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat, f) Menentukan perundang-undangan bidang pangan dan gizi.
Metode pengukuran konsumsi pangan berdasarkan jenis data yang diperoleh antara lain adalah :
a.          Metode kualitatif, meliputi Metode frekuensi makanan (food frequensi); Metode dietary history; Metode telepon; Metode pendaftaran makanan.
b.         Metode kuantitatif meliputi  Metode recall 24 jam; Perkiraan makanan (estimated food records); Penimbangan makanan (food weighing) ; Metode food account; Metode inventaris (inventory method) ; Pencatatan (household food record)
c.          Metode kualitatif dan kuantitatif antara lain Metode recall 24 jam dan Metode riwayat makanan (dietary history)
Metode Pengukuran konsumsi tingkat rumah tangga, maka metode yang digunakan antara lain adalah metode Pencatatan (food accoun); Metode pendaftaran (food list); Metode inventaris (inventory method); Pencatatan makanan rumah tangga (household food record). Sedangkan metode yang baik untuk pengukuran konsumsi tingkat individu antara lain: Metode recall 24 jam; Metode estimated food records; Metode penimbangan makanan; Metode dietary history; Metode frequensi makanan (food frequency)
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pemilihan metode pengukuran konsumsi makanan antara lain:
a.          Tujuan penelitian
b.         Jumlah responden yang diteliti
c.          Umur dan jenis kelamin responden
d.         Keadaan sosial ekonomi responden
e.          Ketersediaan dana dan tenaga
f.          Kemampuan tenaga pengumpul data
g.         Pendidikan responden
h.         Bahasa yang digunakan responden
i.           Pertimbangan logistik pengumpulan data

2.            Statistik Vital
Pemeriksaan dilakukan dengan menganalisis data kesehatan seperti angka kematian, kesakitan, dan kematian akibat hal–hal yang berhubungan dengan gizi. Pemeriksaan ini bertujuan menemukan indikator tidak langsung status gizi masyarakat.

3.            Faktor ekologi
Pengukuran status gizi didasarkan atas ketersediaan makanan yang dipengaruhi oleh factor ekologi (iklim, tanah, irigasi, dll). Faktor ekologi tersebut perlu diketahui untuk mengetahui penyebab malnutrisi masyarakat.
                       
E.       Faktor-faktor yang perlu dipertimbangan dalam memilih metode penilaian status gizi
            Hal mendasar yang perlu diingat bahwa setiap metode penilaian status gizi mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing.  Dengan menyadari kelebihan dan kelemahan setiap metode maka dalam menentukan diagnosis suatu penyakit perlu digunakan beberapa jenis metode.  Penggunaan satu metode akan memberikan gambaran yang kurang komprehensif tentang suatu keadaan.  Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan metode adalah sebagai berikut :
a.              Tujuan
b.             Unit sampel yang akan diukur
c.              Jenis informasi yang dibutuhkan
d.             Tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan
e.              Tersedianya fasilitas dan peralatan
f.              Tenaga
g.             Waktu
h.             Dana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar